PANEN RAYA PAHALA DI MALAM LAILATUL QADR

Artikel Ramadhan 04#
Ahad, 31 Maret 2024 M/ 20 Ramadhan 1445 H.

PANEN RAYA PAHALA DI MALAM LAILATUL QADR

(Upaya Menggapai Kebaikan Malam Yang Lebih Baik Dari Seribu Bulan)

Oleh :  Khaerul Umam, S.Ag*)

  1. Muqadimah

Ramadhan merupakan Sayyidussyuhur dan bulannya ummat Nabi Muhammad SAW, karena di dalamnya penuh keistimewaan, lautan pahala dan bonus pahala tertumpah ruah bagi ummat Nabi Muhammad SAW yang meningkatkan kuantitas dan kualitas ibadahya di bulan tersebut semata-mata imanan wahtisaban (karena iman dan ikhlas karena Allah SWT semata).       Salah satu keutamaan bulan Ramadhan adalah di dalamnya ada satu malam yang istimewa yang nilainya lebih baik dari seribu bulan (setara dengan 83 tahun, 4 bulan). Malam ini disebut dengan Lailatul Qadr yang tidak bisa ditemukan pada selain bulan Ramadhan. Dalam sebuah hadits Riwayat Abi Hurairah RA, disebutkan:”…Padanya ada satu malam yang lebih baik dari seribu bulan. Siapa orang yang terhalang akan kebaikannya maka sungguh dia telah terhalang (memperoleh kebaikan yang banyak).” (HR. Ahmad, Nasa’i dan Baihaqi).

  1. Makna, Keberadaan dan Ciri Lailatul Qadr

       1. Makna/Arti Lailatul Qadr.

Menurut Imam Ahmad As-Showie, ada tiga pendapat tentang makna atau arti Lailatul Qadr ini:1). اي الشرف والعظم = Malam kemuliaan dan keagungan, karena agungnya nilai malam ini di sisi Allah SWT. 2). تقدير الامور = Malam ketetapan semua urusan, karena pada malam ini Allah SWT telah menetapkan apa-apa yang Allah kehendaki dari urusan-Nya untuk makhluk-Nya dalam satu tahun yang akan datang dan menyerahkannya kepada para malaikat yang bertugas mengurusinya.3). الضيق = Malam yang sempit, karena menjadi sempitnya tanah lapang disebabkan berdesak-desakannya iring-iringan malaikat yang turun ke bumi pada malam ini. (Tafsir As-Showie. Juz. IV. hal. 336-337).

        2. Letak atau kapan terjadinya Lailatul Qadr

Tentang keberadaan Lailatul Qadr yang agung di bulan Romadhon ini, Rasulullah صلى الله عليه وسلم menegaskan:..”Carilah ia di sepuluh hari yang terakhir. Maka sesungguhnya Lailatul Qadr ada pada malam-malam yang ganjil; malam ke 21 atau malam ke 23 atau malam ke 25 atau malam ke 27 atau malam ke 29 atau malam terakhir di bulan Ramadhan.” (HR. Ahmad dari ‘Ubadah bin Shamit). Karena itu, bila sepuluh malam yang terakhir dari bulan Ramadhan tiba, Rasulullah SAW memperbanyak ibadah di malam-malamnya. “Sesungguhnya Nabi SAW, apabila telah masuk sepuluh malam yang terakhir (dari bulan Ramadhan), Beliau menghidupkan malam-malamnya (dengan ibadah) dan membangunkan keluarganya dan mengikat erat pakaian ibadahnya.” ( HR. Bukhari dan Muslim dari Sayyidah ‘Aisyah RA).

Dalam hadits yang lain dijelaskan:”Siapa orang yang beribadah  pada Lailatul Qadr dilandasi iman dan mengharap ridha Allah SWT, maka diampuni baginya dosa-dosanya yang telah lalu.” (HR. Bukhari dari Abi Hurairah RA).

Menurut Syeikh Imam Al-Ghozali dan Syeikh Abil Hasan As-Syadzily, keberadaan Lailatul Qadr dapat diketahui dengan kapan hari pertama bulan Ramadhan tiba. Bila hari pertama jatuh pada hari Selasa, seperti pada bulan Ramadhon tahun ini, maka ان شاء الله Lailatul Qadr  berada pada malam tanggal ke 27, yang berarti malam Ahad yang akan datang. (I’anatut Tholibin. Juz. II. hal. 257/Tafsir As-Showie. Juz. IV. hal. 337).

Menurut Syeikh Imam As-Syarqowie, Lailatul Qadr adalah malam yang terbuka (inkisyaf) padanya sesuatu keajaiban alam Malakut (alam Ghaib), dan manusia  dalam hal Kasyaf (terbukanya tabir alam ghaib) ini berbeda-beda tingkatannya. (As-Syarqowie ‘ala Tahrir. Juz. I. hal. 449).

       3. Ciri-Ciri Datangnya Lailatul Qadr

Ada beberapa ciri-ciri Lailatul Qadr ini menurut pendapat ‘ulama, di antaranya:

1- Sedikitnya suara gonggongan anjing dan suara  keledai.

2- Menjadi Tawarnya air asin (air laut).

3- Melihat semua makhluq sujud kepada Allah تعالى

4- Mendengar segala sesuatu berdzikir kepada Allah تعالى dengan ucapan lisan.

5- Malam itu malam yang terang dan bercahaya.

6- Pada pagi harinya matahari bersinar bersih dan terang. (Tafsir As-Showie. Juz. IV. hal. 339).

Disunnahkan bagi orang yang melihat Lailatul Qadr untuk merahasiakannya, bukan untuk diviralkan ke publik. Karena dapat melihat (hakikatnya) Lailatul Qadr adalah sebuah kemuliaan (Karomah) dan merupakan perkara yang di luar nalar biasa atau amrun khariqun (As- Syarqowie ‘ala Tahrir. Juz. I. hal. 449). Bagi orang yang melakukan ibadah (beramal sholeh) pada Lailatul Qadr akan memperoleh keutamaan Lailatul Qadr tersebut meskipun dia tidak dapat melihat (hakikatnya) Lailatul Qadr (As- Syarqowie ‘ala Tahrir. Juz. I. hal. 449).

Al-Faqih Abu Laits, telah meriwayatkan sebuah hadits dari Ibnu ‘Abbas yang menyatakan bahwa pada Lailatul Qadr malaikat Jibril dan para malaikat turun kebumi untuk memberi ucapan salam kepada ummat Nabi Muhammad صلى الله عليه وسلم yang sedang melaksanakan ibadah, menyalami mereka dan mang-amin-kan do’a mereka sampai terbitnya Fajar.

Berkata malaikat Jibril;”..Sesungguhnya Allah Memandang (dengan pandangan kasih sayang) kepada ummat Muhammad, dan mema’afkan mereka serta mengampuni mereka, kecuali terhadap empat kelompok, yaitu :

1)- Orang yang selalu meminum khamer (sesuatu yang memabukkan).

2)- Anak yang durhaka kepada orang tua.

3)- Orang yang memutuskan tali sillaturrahim.

4)- Orang yang suka bermusuhan (membenci, mendendam dan mendengki), (Tanbihul Ghofilin.  hal. 117-118).

          C. Penutup

Semoga Allah SWT selalu melimpahkan Rahmat, Taufiq Dan Hidayah-Nya kepada kita dan keluarga kita semua, sehingga kita bisa mengisi 10 (Sepuluh) hari yang terakhir di bulan Ramadhan ini dengan berbagai macam ibadah dan amal kebaikan, agar kita bisa memperoleh ampunan dan Kebaikan serta kemuliaan Lailatul Qadr, malam yang lebih baik dari seribu bulan.”, Amiin Yaa Rabbal ‘Alamin. والله اعلم بالصواب.

Semoga Bermanfa’at. (Disarikan dari berbagai sumber)

 

——————-

**) Penulis adalah Penghulu Ahli Muda pada KUA Kec. Pakuhaji Kab.Tangerang, Da’i/Penceramah, penulis, dan pemerhati sosial keagamaan